BOYOLALI- Sebuah batu berbentuk unik ditemukan warga
di Kampung Watutelenan RT 007/RW 008, Kelurahan Pulisen, Kecamatan
Boyolali Kota, Boyolali. Warga tidak berani mengutak-atik batu tersebut
karena memperkirakan benda bersejarah.
Batu tersebut kali pertama ditemukan oleh pemilik lahan, Slamet Harso Dinomo, 76. Saat itu dia dia bermaksud mengambil batu-batu besar yang terpendam di dalam tanah. Di salah satu bagian kebun tersebut, dia mendapati batu yang mencuat dari tanah. Slamet kemudian memutuskan menggali tanah di sekitar batu itu.
Ternyata setelah digali, dia melihat batu yang cukup besar dengan lebar sekitar 1,5 meter dan tinggi juga 1,5 meter. Bentuknya persegi empat, dimana bagian atasnya berbentuk seperti mahkota. Penemuan itu kemudian diberitahukan kepada warga. Atas kesepakatan bersama, penggalian sementara dihentikan dulu.
“Yang menemukan ayah saya ketika hendak mencari batu di lahan ini. Di sini memang banyak terdapat batu besar yang bisa dipecah untuk bahan bangunan. Batu yang unik ini awalnya hanya mencuat bagian atasnya saja. Setelah digali ternyata bentuknya unik. Kami menghentikan dulu penggalian, takutnya ini benda bersejarah atau batu candi,” kata Suratno, 54, putra dari Slamet Harso Dinomo, ketika ditemui wartawan di lokasi penemuan batu, Senin (26/3/2012).
Batu yang diduga benda bersejarah itu kini masih dibiarkan di tempat semula. Warga tidak berani mengutak-atik sampai ada kejelasan tentang status batu tersebut, apakah benda biasa atau bersejarah. Hingga kemarin penemuan batu tersebut belum dilaporkan ke pemerintah Kelurahan Pulisen atau ke dinas terkait.
“Penemuan ini rencananya akan kami laporkan ke kantor Kelurahan Pulisen. Tentunya supaya informasi ini diteruskan ke dinas terkait dan dilakukan penelitian apakah ini benda purbakala atau bukan. Selama ini memang belum pernah ada penemuan benda bersejarah di sekitar sini, kecuali watutelenan itu. Makanya tempat ini dinamakan Watutelenan. Untuk sementara ini, biarlah batu tetap di sini, warga tidak akan mengutak-atik,” tukas warga setempat yang juga anggota Satpol PP Boyolali, Sarwoko.
Batu tersebut kali pertama ditemukan oleh pemilik lahan, Slamet Harso Dinomo, 76. Saat itu dia dia bermaksud mengambil batu-batu besar yang terpendam di dalam tanah. Di salah satu bagian kebun tersebut, dia mendapati batu yang mencuat dari tanah. Slamet kemudian memutuskan menggali tanah di sekitar batu itu.
Ternyata setelah digali, dia melihat batu yang cukup besar dengan lebar sekitar 1,5 meter dan tinggi juga 1,5 meter. Bentuknya persegi empat, dimana bagian atasnya berbentuk seperti mahkota. Penemuan itu kemudian diberitahukan kepada warga. Atas kesepakatan bersama, penggalian sementara dihentikan dulu.
“Yang menemukan ayah saya ketika hendak mencari batu di lahan ini. Di sini memang banyak terdapat batu besar yang bisa dipecah untuk bahan bangunan. Batu yang unik ini awalnya hanya mencuat bagian atasnya saja. Setelah digali ternyata bentuknya unik. Kami menghentikan dulu penggalian, takutnya ini benda bersejarah atau batu candi,” kata Suratno, 54, putra dari Slamet Harso Dinomo, ketika ditemui wartawan di lokasi penemuan batu, Senin (26/3/2012).
Batu yang diduga benda bersejarah itu kini masih dibiarkan di tempat semula. Warga tidak berani mengutak-atik sampai ada kejelasan tentang status batu tersebut, apakah benda biasa atau bersejarah. Hingga kemarin penemuan batu tersebut belum dilaporkan ke pemerintah Kelurahan Pulisen atau ke dinas terkait.
“Penemuan ini rencananya akan kami laporkan ke kantor Kelurahan Pulisen. Tentunya supaya informasi ini diteruskan ke dinas terkait dan dilakukan penelitian apakah ini benda purbakala atau bukan. Selama ini memang belum pernah ada penemuan benda bersejarah di sekitar sini, kecuali watutelenan itu. Makanya tempat ini dinamakan Watutelenan. Untuk sementara ini, biarlah batu tetap di sini, warga tidak akan mengutak-atik,” tukas warga setempat yang juga anggota Satpol PP Boyolali, Sarwoko.
0 komentar:
Posting Komentar